Beberapa hari yang lalu di pusat perbelanjaan
aku bertemu dengan seorang bapak yang gagah dan parlente.
Tetiba, bapak itu menjabat tanganku sambil membungkukkan badannya sambil
menciumnya dengan takzim.
Dengan heran, aku bertanya, “siapa yah?”
“Aku murid ibu beberapa tahun lalu, kayaknya
ibu lupa sama aku” jawabnya.
“Maaf, ibu
memang sudah pelupa maklum sudah tua" jawabku.
"Tahuka ibu, setiap kali bertemu dengan seorang ibu yang cantik, berjilbab aku pasti ingat ibu dan berharap bahwa itulah ibu, karena aku ingin sekali menyampaikan sesuatu kepada ibu”. Kata si bapak panjang lebar.
"Tahuka ibu, setiap kali bertemu dengan seorang ibu yang cantik, berjilbab aku pasti ingat ibu dan berharap bahwa itulah ibu, karena aku ingin sekali menyampaikan sesuatu kepada ibu”. Kata si bapak panjang lebar.
“Apakah
itu?” Tanyaku.
“Waktu
aku jadi muridnya ibu, akulah murid yang paling nakal pada saat itu, tetapi ibu
tidak pernah menganggap aku murid nakal bahkan ibu selalu membela aku dihadapan
guru-guru lain dengan mengatakan bahwa aku sesungguhnya tidak nakal tetapi aku
hanyalah murid yang kreatifitasnya berlebihan”
“oh … yah,
ibu lupa”
“Dan
tahukah ibu, sejak saat itu, aku berjanji tidak akan nakal lagi". Sambungnya.
Aku hanya
tertegun mendengar cerita bapak itu, karena sesungguhnya hingga saat ini aku
belum mengingat , kapan beliau menjadi muridku , siapa namanya. Karena waktu
itu dia belum sempat cerita banyak , beliau buru-buru mau sholat Jum'at.
Semoga
saja cerita bapak yang gagah itu memang kenyataan sehingga di hari perhitungan
nanti bisa menjadi tambahan amalanku. Amin ya Rabbal Alamin.
1 Komentar
Aamiin Allahumma Aamiin
BalasHapus