Berkunjung ke Yogyakarta adalah impianku
sejak dahulu, dan inginnya berkunjung ke sana bersama suami saja. Tetapi takdir
berkehendak lain. Kami memang diberi kesempatan ke Yogyakarta bersama suami tetapi tidak berdua saja
melainkan dengan rombongan teman-teman suami, keluarga besar SMP Negeri 7
Makassar.
Setelah tiba di bandara Adisucipto,
kami langsung naik mobil yang dijemput oleh keluarga teman bu Yati, untuk
diantar ke rumah beliau. Purworejo. Cukup jauh
rasanya karena membutuhkan waktu
kurang lebih 4 jam untuk tiba di Purworejo.
Pagi hari, perjalanan dimulai. Tujuan
utama sebenarnya adalah pegunungan Dieng, tetapi singgah dahulu ke candi Borobudur.
Candi yang menjadi kebanggan Indonesia.
Ini kunjungan saya yang ketiga kalinya. Tahun 1986, untuk pertama kalinya mengunjungi candi Borobudur, kemudian tahun 2008 dan delapan tahun kemudian yaitu dipenghujung tahun 2016 ini. Tidak banyak yang berubah. Yah, candi Borobudur memang tidak boleh berubah.
Lokasi candi yang terletak 40 km di
sebelah barat laut Yogyakarta merupakan
candi berbentuk stupa yang didirikan oleh masyarakat yang beragama Budha Mahayana
sekitar 800-an Masehi. Candi Borobudur berdiri pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Seperti pengunjung lain, tidak afdol
rasanya berkunjung ke candi Borobudur tanpa memasuki area candi, menapaki
tangga demi tangga candi hingga berada di puncaknya. Setiap pengunjung tidak
boleh mengitari candi dari sembarangan arah, harus masuk melalui sisi timur
lalu berjalan mengitari bangunan searah jarum jam.
Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui
serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel
relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Setelah puas lebih tepatnya capek berjalan mengelilingi
candi, kami kemudian menuruni tangga menuju area lain, area yang selalu menjadi
minat terbesar kum perempuan. Belanja!
Saya dan suami yang sudah berniat dari awalnya tidak mau
dibebani dengan barang belajnaa, memilih berkeliling saja melihat-lihat teman
yang belanja, mencari masjid untuk sholat dhuhur dan ashar sambil beristirahat.
Saat duduk beristirahat menunggu teman lainnya, tiba-tiba
saya merasakan ada yang menggelitik punggung saya.
“Ih…siapa ini yang menggelitik?” saya bertanya sambil
meliku-liukkan badan karena kegelian.
“Maaf..bu, ini bagus loh untuk ngerokin ibu kalau lagi
masuk angin” terdengar suara halus dengan logat jawanya yang kental, seorang
ibu setengah baya tersenyum sangat manis sambil memperlihatkan suatu alat yang aneh.
“Ini apa namanya mbak?” tanya saya sambil meringis.
“Alat untuk ngerokin dan bisa juga loh untuk mijit-mijit
telapak kaki kalau lagi pegel-pegel”
“Ini terbuat dari apa yah” saya mencoba ramah, walau
sedikit dongkol. (Punggung saya kok
dikitik-kitik tanpa permisi).
“Terbuat dari tanduk bu” jawabnya dan mulai beraksi lagi,
menempelkan ujung alat aneh tersebut ke betisku.
“Adduh..jangan mbak, geli..ah” spontan saya menarik
kakiku.
“Enggak apa-apa bu, ini bagus loh untuk relaksasi, tak
pijitan yah pake alat ini” rayunya tanpa merasa bersalah.
“Jangan ah, iya..iya saya beli saja, entar di rumah
dicoba” secepatnya saya mengambil keputusan membeli alat aneh itu. Daripada dikitik-kitik
lagi, mending saya beli saja biar si-mboknya cepat pergi.
“Berapa harganya, mbak?”
“Dua puluh lima ribu, murah kok ini, terbuat dari tanduk
loh”
“Bukanji dari tanduk babi, mbak?”. Tanya saya sekenanya.
“Babi enggak bertanduk bu, hehehe…”. Tawa si-mbak
sumringah
“Hehehe…bercanda mbak, Rp. 10.000. saja yah” saya menawar
sekedarnya (kan, niatnya tidak mau beli hanya mau melarikan diri saja dari
gerakan sigap si mbak)
“Terima kasih, belum boleh” muka mbak mulai memelas.
“Dua puluh ribu yah, bu. Ini juga harga spesial, harga
liburan bu”
“ Lima belas ribu deh..”
Setelah beberapa menit tawar menawar, akhirnya terjadilah
transaksi jual beli.
Saya bawa pulang alat aneh itu, dan bapak hanya tersenyum
simpul sambil berbisik mesra,
“Di Makassarpi nah baru dipraktekkan alat itu”.
Hehehe…oleh-oleh yang unik dari area candi Borobudur.
3 Komentar
Alhamdulillah bisa ke Borobudur lagi ya Mbak..Apalagi bawa oleh-oleh alat pijat dan kerok..bermanfaat deh kalo lagi masuk angin :)
BalasHapushehehe....
BalasHapuswahh,serunya liburannya. Semoga suatu saat bisa ke tempat ini :D
BalasHapus