Liburan selama empat hari yang lalu menyisakan cerita seru
yang harusnya bisa saya tuangkan dalam tulisan, tetapi entah kenapa ide untuk
menuliskannya mampet, kayak toilet di salah salah satu POM bensin yang kami
singgahi dalam perjalanan.
Tidak tahu mau mulai darimana. Padahal perjalanan selama
4 hari bersama teman-teman suami yang juga pernah menjadi teman mengajarku
beberapa tahun yang lalu itu menyimpan kenangan yang indah, seru, dam lucu. Teman seperjalananku itu adalah guru-guru yang heboh, sekalipun saat ini
saya sudah tidak sekantor dengan mereka tetapi silaturahim kami masih terjalin
baik. Mungkin karena pertemanan kami lebih lama yaitu sejak tahun 1993 hingga 2010 dibandingkan
dengan pertemanan saya dengan teman mengajar saat ini, yang notabene baru
terjalin selama kurang lebih 6 tahun.
Saat rombongan kami menuju pesawat yang akan mengantarkan
ke Yogyakarta, tanpa sengaja saya
membaca tulisan di dinding gedung. Tulisan itu berukuran lumayan besar
dan keterangannya juga cukup besar, sehingga dapat terlihat dari jarak jauh.
KETAWA
Ketemu Sampah Wajib Diambil!
Wah… ini menyaingi jargonnya walikota Makassar, Danni
Pamanto, yaitu LISA, Lihat sampah Ambil!
Saya menunjukkan tulisan itu ke teman-teman, maka
mengalirlah pembicaraan yang seru seperti berikut ini.
“Eh lihat itu, kayaknya bagus juga itu jargonnya, "KETAWA" ketemu sampah wajib diambil" kataku sambil menunjuk tulisan di dinding
tersebut.
“Iya dii..lebih menggelitik” jawab bu Hasma.
“Ada penekanannya, itu.. kata wajib” nimbrung bu Hijrah.
“Kalau pakai singkatan LISA, banyakmi itu yang menjadi korban kodong,
orang-orang yang bernama Lisa bisa menjadi bahan olok-olokan” kata teman lainnya.
“Bahkan ada anaknya temanku yang bernama Meilisa, biasa
dipanggil lisa, gara-gara jargon itu, minta diganti namanya, hehehe….”
“Iiih ..satu ekor kambing itu tawwa”
Hahaha..kami serentak tertawa.
Demikian percakapan kami saat menunggu mobil yang akan
mengantarkan kami ke pesawat.
Terbersit tanya dalam hati, apakah ada pengaruh jargon
itu terhadap tindakan nyata manusia?
LISA, lihat sampah ambil. Sebenarnya sangat menginspirasi
dan mengajak.
Ah, saya jadi
ingat murid-murid saya. Kala saya berdiri di depan kelas, saya cukup
mengatakan. “Anak-anak, lisa yah sebelum kita memulai pelajaran”.
Maka serentak mereka akan menengok ke bawah meja , melongok
ke dalam laci meja , mencari sampah untuk diambil lalu di buang ke tempat
sampah. Tetapi terkadang ada saja murid yang nyeletuk “eh yang bernama LISa ji yang
disuruh”. Biasanya murid yang bicara seperti ini adalah muridku yang paling lincah, atau muridku yang paling kreatif.
Berarti jargon itu ampuh juga yah? Mungkin karena jargon LISA
ini sudah sangat merakyat di kota Makassar.
Baiklah, selain lisa saya juga akan menggunakan jargon
ketawa ini di sekolahku. KETAWA , ketemu sampah wajib diambi lalu akan diberi
gambar telunjuk dan tempat sampah sehingga maknanya akan menjadi "ketemu sampah
wajib diambil lalu buang ditempat sampah!"
Tunggu cerita selanjutnya, semoga mbak IDE mau bersahabat.
2 Komentar
Lucu cerita ta kak 😄 asal ga beneran ketawa pas ambil samahnya ya..hihi.. Ditunggu cerita selanjutnya
BalasHapushehehe..kehabisan ide itu dek, makanya hanya itu yang bisa kutulis
Hapus